Oleh Junaidi
Guru Matematika SMP
Islam Integral Luqman AlHakim Batam
Sejak wabah pandemic
covid-19 mendunia
banyak tatanan kehidupan sosial masyarakat
dunia mengalami perubahan tidak terkecuali di Negara Indonesia. Berbagai sektor
di masyakarat mengalami dampak, baik itu sektor ekonomi, pariwisata, sosial
budaya dan pendidikan.
Pada sektor ekonomi
misalnya, kegelisahan masyarakat tampak jelas karena adanya berbagai pembatasan
kegiatan, terutama masyarakat kalangan menengah kebawah yang mengandalkan gaji harian.
Banyak pabrik atau perusahaan gulung tikar tidak sedikit terjadi PHK
dimana-mana. Pekerjaan sulit dicari, sementara yang sudah bekerja terancam PHK,
pedagang kaki lima berteriak histeris karena sepi pembeli. Dipersulit lagi dengan
khawatir razia yang tiba-tiba. Kehidupan ekonomi masyarakat benar-benar berada pada
kondisi yang menghawatirkan.
Pada sektor pariwisat misalnya,
dengan adanya PSBB banyak tempat-tempat pariwisata harus tutup sementara.Banyak
agen travel yang gulung tikar, karena rendahnya minat masyarakat untuk berpergian
keluar daerah ketika masa libur. Ini juga diperparah dengan banyaknya syarat
yang harus disiapkan jika ingin melakukan perjalanan lintas daerah, kota atau bahkan
negara. Yang tidak sedikit tentu menambah beban biaya perjalanan tersebut.
Pada sektor pendidikan bahkan
terkena dampak yang tidak kecil. Lembaga pendidikan diharuskan menjalankan
proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa belajar dan guru
mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah.
Akibatnya, pendidik dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media
daring (online). Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Berbagai inisiatif dilakukan
untuk memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap
muka langsung. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop
sekarang digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Kebijakan pemerintah untuk
melakukan pembelajaran secara daring tentu menimbulkan berbagai persoalan baik itu
dari gurunya, sekolahnya, maupun siswa dan orang tua siswa yang ada di rumah. Dari
gurunya misalnya, tidak semua guru memiliki fasilitas untuk mendesain pembelajaran
daring ini dengan maksimal, sehingga tidak sedikit guru yang melakukan pembelajaran
daring hanya sekedar memposting tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Pun,
semisal gurunya memiliki fasilitas dan mampu mendesain pembelajaran yang kreatif
dan inovatif agar peserta didik mampu menyerap materi yang disampaikan dengan maksimal
belum tentu peserta didiknya yang memiliki fasilitas untuk mengikuti pembelajaran
daring tersebut.
Tidak sedikit siswa dan
orang tua yang mengeluhkan pembelajaran daring ini seperti yang diberitakan di
televisi-televisi swasta, hal ini tentu bukan mereka tidak mendukung program
pemerintah tetapi memang kondisi mereka yang tidak memungkinkan untuk mengikuti
pembelajaran tersebut.Beberapa orang tua mengeluh tidak punya HP, beberapa lagi
mengeluh punya HP hanya 1 dan itu harus dibawa ayahnya kerja, beberapa lagi mengeluh
ada HP tetapi tidak mampu untuk membeli kuota dan lain sebagainya.
Setelah berjalan kurang
lebih 1 tahun pembelajaran daring ini di sekolah kami, setiap akhir pekan pihak
sekolah selalu berusaha untuk melakukan rapat koordinasi terkait permasalahan-permasalahan
yang timbul selama seminggu permbelajaran.Banyak dewan guru yang mendapat pesan
pribadi dari orang tua siswa terkait pembelajaran yang dirasa kurang efektif dan
pertanyaan yang selalu muncul kapan mulai kembali lagi belajar di sekolah. Hal
ini tidak terkecuali kami sebagai guru matematika di sekolah ini. Beberapa
orang tua meminta untuk dilakukan pembelajaran via zoom atau gmeet khusus pada mata
pelajaran matematika. Untuk itu kami mencoba melakukan apa yang menjadi usulan
orang tua tersebut.
Kami coba fasilitasi pembelajaran
daring via google meet, kami berikan link google meet jauh hari sebelum pembelajaran.
Tidak lupa kami ingatkan agar mereka menginstall aplikasi gmeet di hp masing-masing,
kami juga ingatkan usahakan kuota internetnya lancar dan usahakan diingat sisa kuota
sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran via gmeet ini. Alhasil begitu hari H,
ternyata masih banyak kendala, siswa yang bisa join tidak sampai setengah dari jumlah
siswa di kelas tersebut.
Setelah ini terjadi
kami coba komunikasikan kembali ke orang tua di kelas tersebut melalui wali kelasnya.
Kami coba berikan pilihan apakah tetap belajar seperti biasa melalui google
classroom, WA dan menonton video pembahasan soal dan penjelasan materi via
youtube atau tetap mau mengikuti pembelajaran via google meet? Ternyata hampir semua
orang tua merespon yang sama yaitu kembali seperti biasa saja.
Demikian dampak
pandemic covid-19 ini terhadap pembelajaran matematika yang kami ampu. Semoga memberikan
gambaran umum ke orang tua siswa, bahwa kami selaku guru matematika sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk mendesain pembelajaran matematika semenarik mungkin,
semudah mungkin, dan sesimpel mungkin agar siswa-siswa kami tetap bisa memahami
setiap materi yang kami ajarkan. Semoga masa pembelajaran daring ini cepat berlalu,
sehingga kita semua bisa kembali belajar secara tatap muka langsung di kelas masing-masing.
Berikut kami simpulkan kendala-kendala
yang kami temui secara langsung maupun info dari siswa dan orang tua siswa beserta
solusinya;
1. Matematika
adalah ilmu pasti dengan berbagai cara penyelesain untuk memecahkan masalah,
sehingga tidak cukup hanya memberikan ringkasan di google classroom tetapi juga
harus menyiapkan rekaman video bagaimana langkah-langkah penyelesaian tiap materi
yang disampaikan.
2. Matematika
memang lebih maksimal disampaikan secara langsung (via google meet atau zoom),
tetapi banyak hp siswa yang tidak support dan kuota internet lebih boros.
Sehingga keputusan akhir tetap memaksimalkan google classroom, google form, WA
grup dan youtube.
3. Pembelajaran
via google classroom kurang interaktif sehingga siswa cenderung merasa hanya diberikan
tugas setiap pembelajaran. Solusi yang kami berikan adalah siswa bisa bertanya
di kolom komentar yang ada di google classroom atau bisa langsung japri via WA
jika ada materi atau soal-soal yang tidak dipahami.